25 Okt 2012

Solusi Alternatif Meminimalisasikan Tawuran Antar Pelajar


Tawuran, bukan hal asing dari saya. Semasa SMP dan SMA saya terlibat dalam tawuran itu sendiri. Bukan hanya ingin dibilang jagoan atau semacamnya, tapi lebih untuk menjunjung tinggi rasa primordial untuk membela nama sekolah. Saya kurang setuju media menyebutkan banyak hal hal penyebab tawuran disebabkan inilah itulah, i think actually they didn't know whats really happened!.

 Untuk pelajar kelas 1 SMA, mereka biasanya medapatkan tekanan dari senior kelas 3 untuk melakukan hal hal tersebut. Biasanya juga ada semacam 'ritual resmi' yang dilakukan senior terhadap junior. 'TATAR' nama ini biasa dipakai untuk ritual resmi tersebut dan pasti dilakukan secara diam diam tanpa sepengetahuan pihak sekolah. Didalam tatar itu sendiri ada beberapa hal yang dilakukan. Pertama biasanya perkenalan junior kepada senior dan juga sebaliknya. Setelah tatar itu selesai biasanya junior akan di paksa senior untuk menyerang atau melawan sekolah tertentu yang biasanya sudah menjadi musuh bebuyutan. Ada tekanan yang besar dari senior jika tidak mau mengikuti 'aturan' tsb. Menurut saya itu salah satu hal yang menjadi faktor tawuran yang jarang diungkap media. Dan banyak lagi faktor faktor yang diungkap maupun tidak diungkap secara media.

 Dan menurut saya, media jugalah yang menjadi salah satu penyebab meluasnya tawuran. Yang saya tahu sebelumnya tawuran pelajar hanya terjadi di jakarta dan sekitarnya. Setelah media memberitakan tawuran tersebut sebagai berita utama, ini sama saja menyiarkan hal buruk kepada pelajar di daerah lain.
                                      

                                          

Ketika kita bicara mengenai solusi untuk memberhentikan tawuran. hal pertama yang ada di fikiran saya adalah "STOP PEMBERITAAN TAWURAN!!!". Saya sendiri masih bingung, menagapa ketika media memberitakan tawuran SMA ^dan 70 raitingnya begitu tinggi? dan sebaliknya ketika memberitakan sekolah sekolah lain. Kedua perlu tindakan tegas dari polisi untuk menindak pelajar yang melakukan tawuran itu sendiri. Polisi sendiri cenderung 'PILIH KASIH' terhadap pelajar. Mengapa saya katakan demikian? Dulu ketika saya tawuran melawan seolah sekolah elit di kawasan bulungan polisii cenderung tidak mau menangkap pelajar tersebut karena takut 'salah tangkap' karena banyak dari pelajar tersebut yang orang tuanya berpangkat tinggi. sedangkan teman teman saya yang notabene dari skolah biasa biasa saja dikejar, ditangkap dan bahkan ditelanjangi di kantor polisi. Coba saja lihat video video tawuran yang disiarkan media, polisi hanya diam saja. tidak melakukan tindakan tegas yang situasional, sehingga ada kecenderungan pelajar tidak memperdulikan keberadaan polisi di lokasi.


Video diatas adalah salah satu bukti hilangnya wibawa polisi di depan pelajar. dan kekecewaan masyarakat tentang kinerja polisi untuk mengatasi tawuran karena ketidakmauan menangkap pelajar SMA 6 dan SMA 70 :) .  

Peranan orang tua sudah cukup baik menurut saya. Namun tetap ada kurangnya seperti idiom yang berkembang di masyarakat "biarin lah anak laki berantem, gak berantem gak laki" ada tujuan baik disitu mungkin untuk membuat anak lakik lakinya berani secara beladiri, tetapi efek buruknya pasti jauh lebih banyak kok, Demikian tulisan ini saya buat, mengenai solusi yang paling bagus dilakukan membutuhkan kerja sama yang baik dari Polisi, Sekolah,Orang tua, Media dan pelajar itu sendiri serta peran serta masyarakat untuk mencegah hal tersebut terulang kembali. Tapi sedikit pesan dari saya, SMA gak bandel gak asik :p

Sumber : jabartoday.com
               Youtube.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar