17 Mar 2013

Bagian Terakhir Dari Liburan Keliling Jawa


Malam itu setelah berhasil menghubungi tempat penyewaan motor akhirnya Saya, Izna, Oki, Galih, Reza, dan Anti memutuskan unutk menyewa 3 motor matic untuk pergi ke pantai pantai yang ada di deretan garis selatan pantai Provinsi DIY. Keesokan harinya setelah mandi dan sarapan,tepat pukul 11.00 WIB untuk berangkat, sempat saya bertanya kepada Izna berapa jarak dari tempat kami menginap ke tempat tujuan, ia bilang "mungkin sekitar dari Sudirman ke Ancol", saya pun memutuskan hanya menggunakan kemeja tebal (bukan jaket).  Diperjalanan sayabaru sadar bahwa jarak yang ditembuh sangat jauh, sekitar Sudirman ke Ancol 25 kali bolak balik. 
Selama perjalanan kami disuguhkan pemandangan yang luar biasa indah, yang mungkin sebelum saya kesitu, saya hanya menyaksikannya di gambar atau di televisi. Jajaran pohon pohon dengan daun meranggas, ditambah langit yang berwarna ibu, kontras alam yang luar biasa indahnya. Sungguh besar kekuasaan Tuhan. Mimpi saya saya untuk menaiki motor roda dua keliling Indonesia dengan pemandangan yang hanya bisa saya lihat di acara Ring On Fire di Metro-TV akhirnya terpenuhi sebagian, setidaknya tidak penasaran 'rasanya kayak apa'. Naik turun bukit, dari bukit satu ke bukit lainnya, Desa satu ke Desa lainnya, ditambah sapaan sapaan masyarakat Jawa yang sangat khas. Aspal yang halus membuat kita bisa menikmati perjalan dengan nyaman. Kami pun beberapa kali berhenti hanya untuk sekedar 'meluruskan' pinggang dan punggung sambil mneikmati lukisan alam yang luar biasa indah.


Banyak kejadian unik selama diperjalanan, kesimpangsiuran informasi jarak terdekat antara Galih sang navigator (yang berbekal GPS pas pasan dari Blackberry) dan beberapa orang yang kita tanya di jalan.Kejadian unik lainnya adalah tidak ada pom bensin sama sekali sepanjang perjalanan kecuali sampai akhirnya pun kami sadar bensin kita sudah menipis, sempat saya dan Oki salaing melihat meteran bensin satu sama lain dlam keadaan motor masih tetap berjalan, Oki pun seketika sadar bahwa didepanya terpampang sawah, dengan sigap iya membelokan stang motor kejalan yang seharusnya. dari belakang saya lihat Anti hanya mengelus dada dan beberapa kali memukul Oki karena membuat jantungnya seketika berhenti. Saya dan Izna hanya tertawa saja melihat kelakuan mereka. Perjalanan pun berlanjut, ditengah persimpangan jalan yang lumayan besar, saya juga tidak tahu pasti nama daerah tersebut, kami bertemu dengan rombongan pawai yang kami pun tidak ada yang menegtahui ada acara apa sebenarnya, mereka memakai berbagai macam aribut dan akesoris, ada drum band (Jawa kok Drumband), kuda lumping, serta barisan puluhan remaja laki laki dan bapak bapak lengkap dengan beskap dan beberapa memakai pakaian tentara adat Jawa.

  


Setelah menempuh perjalanan kurang lebih 3 jam dengan kecepatan penuh ditambah panduan GPS ( itupun masih tersasar) dengan sepeda motor sewaan dari pusat kota Jogjakarta. Akhirnya kami sampai juga di deretan garis pantai selatan Provinsi DIY. Tujuan pertama kami adalah pantai Baron. Akhirnya laut juga. Ombak besar dengan suara gemuruh membuat keinginan untuk berenang meningkat dengan cepatnya. tapi sayang, saat itu ada larangan berenang karena ombak sangat besar. Kami pindah pindah pantai, sampai tujuan terakir adalah Pantai Sadranan, sekitar pukul 3 sore kita sampai di pantai Sadranan.Tercapai juga akhirnya keinginan Izna untuk kepantai yang pasirnya sangat lembut dan hangat itu. Saya Reza dan Galih memutuskan untuk berenang Izna anti dan Oki tidak berenang dengan alesan tidak bawa baju, mau kepantai kok gak bawa baju, ada ada saja mereka. Ada yang menarik dari pantai ini, kita bisa melihat ombak yang besar di lepas pantai, tapi hancur sebelum sampai kepantai karena pecah oleh karang, jadi kita bisa bermain air  di air yang tenang sambil melihat ombak di lepas pantai sana.

 

Kalau mengikuti hasrat untuk tetap berenang, mungkin hanya azan magrip yang hanya bisa mengehentikan saya Reza dan Galih. mengingat kondisi jalur berangkat yang pasti gelap gulita saat malam, dengan batin sedikit menolak kami pergi pulang dari Sadranan sekitar pukul 5 sore. 
Perjalanan pulang pun kita masih disuguhkan dengan pemandangan yang menurut saya lebih indah dari tadi siang. Jajaran bukit batu Gunung Kidul di latar belakangi gradasi cahaya matahari terbenam membuat saya sempat berfikir, "ini Islandia atau Gunung Kidul?". 
Kami pulang dengan jalur yang berbeda, kita lewat daerah Wonosari kalau tidak salah. disini saya mendapatakan sedikit kontradiksi dari yang saya dapatkan tadi siang. Jalanan sepi dan Bukit bukit indah dengan pohon jati yang sedang meranggas berganti dengan pencahaan yang minim hanya dari lampu2 kendaraan. Gelap, jalanan besar yang tetap naik turun di barengi dengan truck truck muatan besar dari searah ataupun dari arah berlawanan. ironis memang. Dari jauh saya lihat banyak kendaraan menepi di sisi kiri jalan, rasa penasaran Saya dan teman teman pun timbul. Rupanya dari sisi tersebut terlihat cahaya kota jogja malam hari terlihat dari atas. Pada saat ini kita baru sadar bahwa kita sedang ada di dataran yang jauh lebih tinggi dari kota Jogjakarta. 
Perjalanan di lanjutkan kembali, kita berhenti di minimart di perempatan jalan kearah kota Jogjakarta hanya untuk sekedar menikmati sensasi 'meluruskan pinggang dan punggung'. Di minimarket itu pula lah Izna baru sadar bahwa iya mendapati beberapai panggilan tak terjawab di telepon selularnya. Ternyata itu adalah panggilan interview dari perusahaan tempat iya kerja sekarang. Sempat terjadi kekhawatiran karena nomor tersebut adalah nomer ext yang tidak dapat menerima panggilan dari luar. Beberapa hari kemudian setelah mendapat kepastian, interview bisa di jadwalkan ulang.


         
Sebelum sampai di penginapan kami mengisi perut di salah satu kedai terkenal di kota Jogja, Kedai Raminten.

Sesampainya di penginapan kami tidak langsung bergegas untuk tidur. tapi kami harus 'packing' untuk kepulangan kami ke Jakarta besok. Packing selesai, kami pun bisa tidur dengan nyenyak sampai esok pagi.
Dengan menggunakan sepeda motor sewaan kemarin, kami berjalan menuju bandara Adi Sucipto, setelah check in kami menunggu cukup lama samapi jdwal keberangkatan pun tiba. Diruang tunggu, banyak hal yang  kita lakukan, ada yang tidur lagi, baca majalaj, minum kopi dll hanya untuk menghilangkan bosan menunggu pesawat 2 jam lamanya.
40 menit perjalanan pesawat, tibalah kami di terminal kedatangan C Bandara Soekarno- Hatta. Bus Damri adalah pilihan kami untuk sampai ke rumah masing masing, Izna yang rumahnya di kawasan timur Jakarta, memilih Damri tujuan Rawamangun, Reza tujuan Blok.M  karena rumahnya di daerah cipete, Oki Anti dan Galih yang berdomisili di daerah depok menggunakan Damri tujuan Pasar Minggu, Dan saya yang tinggal di daerah rempoa, ciputat menggunakan Damri tujuan terminal Lebak Bulus.
Rasa kurang puas untuk tetap berlibur tetap ada sampai setibanya dirumah, lelah memang tapi menyenangkan. 9 hari sudah saya dan teman teman berkeliling pulau Jawa, istirahat adalah hal wajib yang dilakukan untuk mengembalikan stamina seperti sedia kala. Setelah memastikan Izna sudah sampai dirumah, dan dia sudah beristirahat juga, saya akhirnya tidur dengan pulasnya sampai esok paginya untuk memulai aktiffitas normal. Jogja, Bromo, Probolinggo, Baron, Sadranan, Izna, Reza,Oki,Galih,Anti, terima kasih untuk hal yang tak terlupakan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar