29 Jan 2013

Ada Apa Sebenarnya Dengan Proyek MRT?


Proyek MRT di Jakarta terkesan ada yang memaksakan untuk dijalankan dengan berbagai alasan. Alasan utamanya tentu untuk mengurangi kemacetan di Jakarta,tetapi dalam penyampaian ke masyarakat banyak hal yang tidak transparan. Beberapa hal yang belum jelas benar dan dimengerti adalah :

1. Kenapa rute yang dilewati adalah Lebakbulus-Hotel Indonesia…? Padahal arus lalu lintas terpadat yang sangat macet ke daerah Hotel Indonesia,dsk bukan dari arah Lebak Bulus,tetapi arus lalu lintas terpadat adalah dari arah Tangerang,dsk yang melewati tol dalam kota dan tol kebon Jeruk,kemudian arus dari arah Bekasi,dsk yang melewati tol dalam kota dan tol arah Cikampek ke Jakarta. Ada sinyalemen yang mengatakan bahwa dimulai dari Lebak Bulus karena banyak pejabat di Pemprov DKI dan Pejabat Tinggi mempunyai tanah / rumah di sekitar Lebak Bulus,tentu ini akan membuat harga tanah mereka naik luar biasa.

2. Peringatan-2 agar “review” proyek MRT jangan sampai mengganggu jadwal pelaksanaan pembangunan,karena bila jadwal pembangunan terganggu, maka pemerintah akan menanggung denda yang harus dibayarkan ke Japan International Coorporation Agency (JICA) sebesar Rp 800 juta per hari. Ini sangat aneh sekali…! Kenapa kena denda,padahal proyek belum mulai…? Siapa yang membuat perjanjian “konyol” tersebut…? Dilihat dari peserta tender,semuanya juga kontraktor dari Jepang yang menggandeng kontraktor Indonesia. Sudah jelas,kontraktor dari Indonesia paling hanya dipakai untuk penyediaan tenaga kerjanya dan konstruksi saja,untuk terkait teknologi dan peralatan modern yang akan dipakai tentu dari Jepang (nominator pertama mengerjakan dua paket, yaitu Shimitzu sebagai pimpinannya dengan anggota Obayashi, Wijaya Karya, dan Jaya Konstruksi. Adapun untuk paket ketiga, nominatornya adalah konsorsium Sumitomo Mitsui Contrantion Company (SMCC) bersama Hutama Karya Join Operation) . Ini aneh sekali,padahal teknologi pembuatan proyek MRT sudah sangat dikuasai oleh RRC dan pembiayaannya pun mereka bisa menyediakan. RRC mempunyai MRT terpanjang di dunia dan lebih maju dari Jepang…..! Seperti banyak diketahui oleh masyarakat Indonesia,para kontraktor atau pengusaha Jepang di era Orde Baru banyak sekali menikmati proyek-2 besar yang akhirnya membuat kaya keluarga Cendana dan para pejabat tinggi Orba ketika itu. Sistem mark-up dan kesukaan menyogok pejabat Indonesia sangat dikuasai benar oleh pengusaha-2 Jepang.

3. Kenapa sampai Menko Perekonomian (Hatta Rajasa) getol sekali dan sampai terlibat menelpon Jokowi terkait proyek MRT ini…? Proyek MRT yang menghabiskan triliun-an rupiah berpotensi untuk di korup dengan jumlah duit yang luar biasa untuk “pesangon” akhir jabatan para pejabat tinggi rezim SBY ini,atau untuk modal Pemilu 2014 nanti. Dugaan ini bukan mengada-ada,sebab Ahok pun pernah curiga waktu ditawari menjadi Cawagub DKI Jakarta oleh Prabowo Subianto ketika sebelum Pilkada DKI Jakarta,dengan tanpa rasa sungkan dikatakannya “Apakah pak Prabowo menginginkan proyek MRT….?” . Kecurigaan adanya “pemaksaan” proyek MRT dari pemerintahan SBY ini terasa sekali dengan membuat perjanjian dengan JICA. Tidak heran,ketika Pilkada Jakarta si Foke habis-habisan didukung oleh Partai Demokrat,dan tanpa transparansi proyek ini sudah diteken dengan JICA…?
Publik terus menyoroti proyek MRT Jakarta dengan seksama,Gubernur Jokowi sepertinya sudah mencium ketidak-beresan proyek ini. Oleh karena itu,masyarakat berharap Jokowi-Ahok mau membeberkan ke publik perihal ketidak-beresan proyek ini melalui mekanisme politik bilamana dirasakan negara dan rakyat dirugikan. Kenapa penyelesaian politik? Karena Hukum yang menjadi panglima di negeri ini selalu dimanfaatkan oleh penguasa untuk mengelabui rakyat …..

Proyek MRT tidak boleh gagal,tetapi ketidak-beresan (kongkalikong,unsur korup,dsb) daripada proyek ini harus digagalkan…!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar